MENIKMATI NASI GULAI KAMBING TRADISI 'BARIKAN' DESA KEBONSARI

  • Oct 08, 2018
  • kebonsari

KEBONSARI- Puluhan warga desa kebonsari beserta mahasiswa KKN Lokasi Tahap II Universitas Negeri Semarang (UNNES) mengikuti tradisi Barikan di area makam yang terletak di dusun Ngacir desa Kebonsari Jum’at (05/10/2018) kemarin. Tradisi Barikan dengan memotong kambing di lokasi yang dianggap sakral dan bersejarah di desa tersebut merupakan rangkain kegiatan adat dan tradisi tiap bulan suro di Kebonsari yang memang menjadi bulan yang dikeramatkan bagi masyarakat jawa. Kambing yang dipotong itu sendiri langsung diolah dan dimasak di lokasi oleh panitia sedangkan sumber dana untuk membeli kambing dari iuran warga secara sukarela. Acara dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, puluhan warga yang hadir mengikuti tradisi barikan tersebut membawa tempat seperti baskom yang berisi nasi dari rumah yang nantinya akan diisi gulai kambing yang sudah di masak dan dibagikan panitia sebagai lauknya. Acara kali ini memang terasa berbeda dengan kehadiran Mahasiswa KKN UNNES yang antusias mengikuti kegiatan tersebut, dari mulai memasak, mempersiapkan nasi sampai membagikan gulai ke masing-masing baskom yang dibawa warga. Sedangkan untuk mahasiswa KKN sendiri berinisiatif meletakkan nasi di atas daun pisang secara berderet. Acara dimulai dengan berdo'a bersama yang di pimpin oleh seorang tokoh agama selanjutnya bersama-sama menikmati nasi gulai kambing yang telah dibagikan. Terasa sekali kebersamaan dan suasana kerukunan yang terbangun diantara warga desa kebonsari dalam tradisi tersebut. "Ini merupakan pengalaman pertama kami mengikuti tradisi seperti ini, kegiatan yang sudah turun temurun dan masih dilestarikan oleh warga Kebonsari." Ujar salah satu mahasiswa KKN. Menurut Nur Khamim Modin desa Kebonsari tradisi barikan ini merupakan kegiatan sebagai bentuk rasa syukur warga desa yang telah secara turun temurun dilaksanakan setiap bulan suro. "Ritual selamatan ini diharapkan dapat merekatkan tali silaturahmi antar warga dalam menjaga kerukunan sekaligus merupakan wujud rasa syukur kami dengan harapan semoga ke depan akan lebih baik dan warga desa dijauhkan dari bencana, marabahaya dan diberikan kesejahteraan. Terang Modin. (Imas Pristianingsih-Mahasiswa KKN Lokasi II Th.2018 UNNES Fakultas Pendidikan Sosiologi dan Antropologi/Red)